Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebaikan Sebagai Pemimpin

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert





Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Dari kutipan di atas kita bisa belajar bahwa dalam sebuah proses ada satu hal yang terpenting dan yang menjadi prioritas. Terkadang prioritas itu kita lupakan karena terlalu berfokus pada proses dan melupakan target utama atau esensi dari proses tersebut.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai atau prinsip yang kita anut tentu akan sangat berdampak pada kepusan yang akan kita ambil karena pada dasarnya nilai-nilai tersebut adalah acuan dan kontrol kita agar bisa mengambil keputusan terbaik yang bisa membarikan manfaat untuk semua orang.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya bisa berkontribusi dalam proses pembelajaran dengan mengambil keputusan-keputusan terbaik berdasarkan nilai-nilai yang sudah disepakati bersama. Sehingga minimal saya bisa memberikan manfaat untuk siswa-siswa yang saya ajar. Hal ini sangat penting karena banyak sekali momen-momen yang menuntut saya untuk bisa mengambil keputusan yang cepat, tepat, dan terbaik demi tumbuh dan berkembangnya anak-anak.

Di atas adalah beberapa gambaran tentang pentingnya bisa mengambil keputusan yang terbaik di dalam lingkungan belajar di sekitar kita. Sebagai pemimpin pembelajaran tentu saja kita minimal memiliki tanggung jawab untuk memberikan keputas terbaik yang berhubungan dengan siswa kita. Nah pada tulisan kali ini akan dibahas tentang konteksi antar materi modul 3.1 tentang Pemangambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebaikan Sebagai Pemimpin. Koneksi antar materi ini dibuat dengan menjawan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang sudah diberikan di dalam LMS Pendidikan Guru Penggerak.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka merupakan semboyang yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, yakni Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani yang artinya di depan memberikan teladan, di tengah menyemangati, dan di belakang mendorong. Kaitan Pratap Triloka tersebut dengan penerapan pengambilan keputusan adalah bahwa keputusan-keputusan yang diambil harus senantiasa berpihak kepada muris, memberikan pembelajaran, membuat murid termotivasi, dan bisa mendorong murid untuk bisa lebih baik lagi.




Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang ternam dalam diri kita terutama nilai-nilai kebaikan seperti tanggung jawab, inegritas, tolerasi, gotong-royong, dan juga nilai-nilai kebaikan lainnya tentu saja akan berpengaruh pada prisip-prinsip kita dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, memahami nilai-nilai dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu pembisaan dan latihan kita untuk menjadi pemimpin yang baik.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Kegiatan coaching bertujuan untuk menggali informasi dan potensi yang dimiliki seseorang, yang tentu saja salah satunya adalah peserta didik. Denganbanyakinya informasi yang dikumpukan, data yang valid, maka proses pengambilan keputusan sebenarnya tidak akan sulit untuk dilakukan. Dan kemungkinan besar keputusan yang diambil pun akan bisa dipertanggungjawabkan dan bermanfaat untuk semuanya.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Guru yang bisa mengelola emosinya tentu saja akan sangat mungkin bisa mengambil keputusan terbaik, kerena keputusan yang diambil bukan berdasarkan emosi namun didasarkan pada penggalian informasi yang proses yang benar.

Selain itu guru tersebut juga memiliki kesadaran diri dan bisa berempati pada orang lain sehingga sangat bisa menempatkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang bertangguna jawab yang bisa mengambil keputusan terbaik.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada kasus-kasus tersebut tentu saja Pendidik harus memegang nilai-nilai kebaikan seperti tanggaung jawab, kebanaran, integritas, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan lainnya. Sehingga diharapkan pendidik tersebut bisa menghasilkan keputusan yang terbaik dan berpihak pada murid.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang tepat sudah pasti didasarkan pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Selain itu juga sudah melalui proses yang baik. Sehingga akan menghasilkan keputusan yang bermanfaat untuk semua orang. Ketika keputusan tersebut memberikan manfaat dan kebaikan sudah pasti situasi kondusif, anam, dan nyaman akan terwujud. Bahkan terkadang keputusan yang diambil salah satunya karena ingin situasi kondusif, aman, dan nyaman itu terwujud seperti yang kita kenal pada prinsip pengambilan keputusan End Based Thingking atau pengambilan keputusan yang berorientasi pada hasil akhir.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan yang ada di lingkungan saya adalah terkadang ada konflik kepentingan yang terjadi. Seperti halnya tidak enak karena orang yang terlibat adalah teman, saudara, atau orang penting. Selain itu karena adanya budaya atau paradigma lama yang masih dipegang oleh sebaian guru seperti seringnya memberikan hukuman kepada siswa dan masih berorientasi pada aspek kognitif saja dalam penilaian pembelajaran. Ini tentu saja ada kaitannya dengan perubahan paradigma dimana secara perlahan saya sudah melakukan sosialisasi tentang paradigma merdeka belajar.





Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruhnya tentu saja murid kita akan lebih merdeka untuk belajar. Lebih senang dan tidak tertekan dalam melakukan proses pembelajaran. Karena salah satu dasar pengambilan keputasan adalah untuk kepentingan siswa atau berpihak kepada siswa. Pembelajaran yang tepat untuk potensi yang berbeda-beda bisa dilakukan dengan cara pembelajarna berdiferensiasi yang pada tahap awal bisa mendeteksi potensi murid tersebut untuk kemudian diberikan pembelajaran yang sesuai. 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil tentu saja akan sangat berpengaruh pada kehidupan murid karena salah satu tujuan pendidikan atau untuk memperoleh kebahagiaan murid-muridnya. Salah satu prakteknya adalah bahwa keputusan yang diambil selalu berpihak kepada siswa. Jika ini dilakukan tentu saja masa depan siswa tersebut akan cerah dah bisa membahagiakan siswa tersebut. Bukan justru sebaliknya malah siswa merasa tertekan, terhukum, atau terabaikan oleh gurunya.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulannya sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus bisa mengambil keputusan terbaik untuk semua peserta didik kita. Ini bisa dilakukan ketika kita sudah bisa melakukan praktek-praktek baik yang sudah dipelajagi pada modul sebelumnya seperti nilai-nilai guru penggera, coaching, Pembelajaran Sosial Emosional, Pembelajaran Berdiferensiasi, dan Budaya Positif.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Sejauh ini saya sudah paham tentang bagaimana membedakan dilema etikda dan bujukan moral, bisa menentukan prinsip pengambilan keputusan mana yang terbaik  untuk sebuah kasus, dan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan. Hal yang di luar dugaan terjadi adalah ternyata ada satu ketika dimana dilema tersebut benar-benar sangat sulit untuk diputuskan dan dicari mana yang terbaik. 

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, bedaanya dulu biasanya saya hanya berpegang pada aturan, kebiasaan, atau instruksi atasan saja sedangkan sekarang saya mempertimbangkan banyak aspek sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam mengambil keputusan. 

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampaknya sangat luar biasa karena saya bisa mengambil keputusan dengan pertimbangan yang lebih baik. Saya tidak gegabah mengambil keputusan dan tentu saja bisa lebih bijak dan bertanggung jawab.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting, sebagai individu saya bisa mengambil keputusan untuk kepentingan pribadi tidak hanya dalam konteks kepentingan sekolah. Sebgai pemimpin tentu saja keputusan yang diambil ingin yang terbaik untuk semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Juara 2 Maca Sajak Pasanggiri Basa Sunda Untuk Guru Se-Kota Depok

PENGIMBASAN MATERI DISIPLIN POSTIF DI SEKOLAH MELALUI WEBINAR PMM